Keinginan beberapa Kabupaten di kawasan Timur Kalimantan Barat untuk membentuk Provinsi Kapuas Raya semakin mengemuka, namun tentu saja meski dibarengi tinjauan dan inventarisasi potensi daerah, dan akses keluar barang sehingga Provinsi Kapuas Raya dapat menjamin kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Kekayaan alam yang melimpah terkandung di Bumi Kapuas Raya hendaknya dikelola secara arif dan bijaksana serta dipikirkan pangsa pasarnya ke depan, kemudahan akses transportasi keluar masuknya hasil Bumi dari Kapuas Raya, ( perdagangan antar pulau atau eksport ke luar Kapuas Raya ) hendaknya mulai dipikirkan dari sekarang ini oleh pihak-pihak terkait di calon Propinsi Kapuas Raya ini kelak. Sebab kekayaan alam yang melimpah jika tidak dikelola dengan baik serta tidak memiliki akses ke pasar menyebabkan investor enggan untuk mengeksploitasinya. Hal ini kerap terjadi pada daerah-daerah yang tidak memiliki akses langsung ke pelabuhan laut yang memadai seperti halnya propinsi Kapuas Raya ini Kelak. Pemanfaatan akses pelabuhan negara tetangga seperti yang direncanakan jelas tidak semudah yang kita pikirkan karena terbentur pada hubungan bilateral dan birokrasi antar negara apalagi hal tersebut akan lebih menguntungkan negara tetangga. Belum lagi Pajak, fiskal dan aturan-aturan lainnya.
Namun hal ini tentunya tidak mengendurkan semangat kita untuk terus berjuang mewujudkan Provinsi Kapuas Raya, solusi bagi persoalan ini adalah :
1. Rencana Pembangunan Bandara Udara Internasional, di Sintang.
2. Keinginan Ketapang untuk bergabung ke Propinsi Kapuas Raya, dapat difungsikan sebagai Pelabuhan Laut Kapuas Raya.
Ad1. Rencana Pembangunan Bandar Udara bertaraf Internasional, hendaknya dapat segera diwujudkan mengingat jarak tempuh antara Sintang sebagai Calon Ibukota Propinsi Kapuas Raya dengan Pontianak sebagai kota Pelabuhan dan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat cukup jauh. Lagipula Bandara Internasional dapat mempermudah dan memperpendek waktu transportasi ke dan dari Kapuas Raya. Selain itu Bandara dapat pula difungsikan sebagai Pelabuhan/Bandara eksport dengan menggunakan pesawat khusus ekspor.
Ad2. Keinginan Ketapang sebagaimana di ungkapkan pada media surat kabar lokal Kalimantan Barat beberapa waktu yang lalu hendaknya dapat disikapi, dan di tindaklanjuti, karena secara geografis Kabupaten Ketapang juga amat dekat dengan Kabupaten Melawi, Sekadau dan Sanggau, lagipula secara tradisional masyarakat di perbatasan ketiga kabupaten tersebut secara budaya dan karakteristik mempunyai banyak persamaan adat istiadat, serta masih terdapat ikatan kekeluargaan dan satu sama lain sudah saling mengunjungi sejak turun temurun, bahkan ada yang berladang di Kabupaten tetangganya hingga kini. Masuknya Kabupaten Ketapang ke Kapuas Raya akan menempatkan Kabupaten Ketapang sebagai Pelabuhan ter-utama di Kapuas Raya tempat Keluar masuknya barang dari dan ke Kapuas Raya.
Masuknya Ketapang ke Kapuas Raya jelas menempatkan Ketapang sebagai kota yang strategis yang akan menjadi pesaing Pontianak di Kalimantan Barat dan tentu saja Pemerintah Propinsi Kapuas Raya juga akan diuntungkan karena akan memiliki Pelabuhan laut sebagai sarana untuk melakukan ekspor-import hasil kekayaan bumi Kapuas Raya
Pemerintah Provinsi Kapuas Raya dapat membuka Jalur Jalan langsung dari Sintang sebagai Ibukota Propinsi Kapuas Raya melalui Kabupaten Melawi Menuju Kabupaten Ketapang sebagai Pelabuhan Ekspor, Demikian pula halnya dengan Jalur Sekadau – Ketapang, Tayan (Sanggau) dengan Ketapang tinggal meningkatkan kualitas jalannya saja sehingga kedua Kabupaten tersebut juga mempunyai akses terdekat ke Pelabuhan laut untuk memasarkan hasil buminya.
Dengan terbukanya akses jalan ini jelas akan membuka isolasi daerah pedalaman sepanjang jalur tersebut dan menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kecamatan-kecamatan yang dilalui ( di jalur tengah ). Yang dapat meningkatkan taraf hidup dan membuka lapagan pekerjaan baru di pusat-pusat pertumbuhan baru ini. Guna meningkatkan kesejahteran rakyat di Provinsi Kapuas Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar