Selasa, 27 Maret 2012

DAYAK BORNEO TOLAK ORMAS FPI DI

Legitimasi kekerasan atas nama agama yang selalu menjadi ciri khas Front Pembela Islam ( FPI ) yang dikomandani Habib Riziq, mendapat perlawanan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan, setelah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kini Giliran Pontianak Kalimantan Barat Menolak FPI, di Kalimantan Barat Aksi penolakan bermula dengan dipasangnya spanduk di depan asrama mahasiswa Dayak Pangsuma Kota Pontianak, yang berupa seruan moral ketidak setujuan atas kekerasan yang selama ini menjadi jalan penyelesaian masalah oleh kelompok FPI ini. Pemasangan Spanduk ini mendapatkan perlawanan dari anggota FPI, sehingga menimbulkan kericuhan yang bisa diatasi oleh aparat. Namun keesokan harinya Mahasiswa Dayak yang berjumlah Ribuan Turun Kejalan dan Meminta Aparat Membubarkan FPI segera. Dan malam harinya aksi balasan pun datang dari Massa FPI, yang menganggap penolakan terhadap FPI berlebihan, ketegangan berlanjut dengan terkonsentrasinya massa di 2 tempat dimana : Massa Mahasiswa Dayak terkonsentrasi di Rumah Betang, Jalan Sutoyo dan Massa FPI terkonsentrasi di Tol Kapuas hingga jalan Veteran yang ditengahi oleh Aparat Keamanan. Malam pun begitu menegangkan karena terjadi Sweeping terhadap Mahasiswa Dayak oleh anggota FPI, begitu pula malamnya beberapa orang yang diduga dari FPI berusaha untuk menembus masuk ke Rumah Betang, yang merupakan Simbol Masyarakat Dayak...namun Petugas Kepolisian berhasil memukul mundur massa sejauh 200 meter menjauhi rumah betang, yang sebagian sudah dikosongkan oleh mahasiswa. Kejadian ini hampir saja memicu konflik berdarah, karena beredar isue-isue yang menyesatkan dan cenderung provokatif, yang menyebabkan Masyarakat Dayak yang berada di perhuluan dan pedesaan siap-siap untuk turun ke kota Pontianak Guna melaksanakan Perang Terhadap FPI, sumber-sumber terpercaya kami mencatat Ribuan Masyarakat Dayak bersenjata lengkap dari Daerah Tayan ( Kabupaten Sanggau ) bersiap-siap untuk menuju Pontianak, begitu pula di Kabupaten Landak, Bengkayang, Sintang, Dan Kabupaten terdekat bersiap untuk Berperang, Untung saja berkat kesigapan aparat keamanan massa dapat diberikan pengertian, dan Himbauan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH untuk masyarakat supaya menjaga keamanan dan ketertiban serta tidak mempercayai isue-isue yang berkembang efektif mendinginkan suasana. 
Kehadiran dan pergerakan FPI di Pontianak memang dapat menjadi pemicu konflik di Kalimantan Barat, yang selama ini sudah kondusif, aman dan damai dan segala sesuatu dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat. Oleh Karenanya Keberadaan FPI di Kalimantan Barat mesti ditinjau kembali, walaupun pada dasarnya semua ormas dapat didirikan di seluruh negara Indonesia, namun ideologi dan track record yang dimiliki FPI selama ini sebagai Organisasi Preman Berjubah yang menggunakan cara-cara kekerasan dan membawa-bawa nama agama, dapat membuat perpecahan dan konflik berkepanjangan di Kalimantan Barat dan menjadi bahaya laten yang suatu saat dapat meletup besar dan sulit untuk terpadamkan. FPI berupaya untuk memecah belah masyarakat Kalimantan Barat dengan menggiring kasus bentrokan antar Ormas dan Mahasiswa untuk diarahkan ke masalah SARA, oleh Karena itu, sebelum Pluralitas di Kalimantan Barat terganggu mari kita dukung PENOLAKAN FPI DI KALIMANTAN.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya setuju di pontianak menjadi daerah aman dan damai tanpa adanya kekerasan...

tapi bukan berarti fpi di bubarkan..karena fpi di pontianak tidak ada melakukan tindakan apa2...yang pertama memprovokasi itukan mahasiswa yang ngakunya orang pintar...sampai demo pakai senjata tajam... disini terlihat siapa yang sebenarnya memprovokasi...

selama 10 tahun fpi di pontianak...aman2 saja...begitu juga di daerah lain dikalimantan aman2 saja...

dalam pengamatan saya yang benci fpi adalah mereka yang doyan maksiat...bagi yang tidak doyan maksiat seperti saya ..fine fine aja....

saya orang kristen...tapi teman saya banyak orang fpi..kami aman2 saja...setahu saya teman saya itu hanya menindak umat islam yang berbuat maksiat..itupun tidak dengan acara kekerasan...biasa yang terjadi namanya masa begitu banyak ada 1 atau 2 orang yang menjadi provokator..bisa orang2 orang yang mengaku fpi atau oknum yang sengaja memancing di air yang keruh...fpi dipontianak damai2 saja dengan umat2 yang lain...baru kemarin ada kejadian yang aneh2 gara2 mahasiswa yang pasang spanduk...biasanya aman2 aja

marilah kita berfikir jernih dan tidak mudah terprovokasi...saudara2 saya khususnya warga dayak ...pasti semuanya juga tidak tahu apa itu fpi mereka cuma digerakan dan di provokasi oleh sms dan oknum2 yang memang provokator...padahal mereka belum tau keadaan sebenarnya...

mari kita majukan indonesia dan waspadai wilayah perbatsan...

salam sejahtera buat kita semua...