Selasa, 19 Oktober 2010

SUBSIDI BBM, TEPATKAH ?...ATAU NEGARA AKAN KOLAPS


Negara ini sepertinya akan kolaps, karena bbm ada yang subsidi dan ada yang non subsidi sebenarnya untuk siapa kebijakan ini berpihak, apakah benar-benar untuk rakyat kecil atau hanya akal-akalan BUMN ( Pertamina ) untuk mendapatkan dana lebih. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Pertamina sebagai satu-satunya Perusahan yang memonopoli eksplorasi dan distribusi minyak di Indonesia memiliki menagement yang berpenghasilan tinggi dan tingkat kesejahteraan yang tinggi pula para karyawannya : baik di tingkat komisaris, jajaran direksi hingga middle management dan penghasilan tersebut justru terus mengalami kenaikan (konon kabarnya lebih besar dari gaji Menteri, DPR-RI ataupun Presiden) waah....hebat, padahal katanya rugi terus. Sementara di Malaysia saja petronas dan shell yang menjual minyak persis sama dengan pertamina di Indonesia dengan harga yang relatif sama dengan di Indonesia bahkan kualitas lebih baik tidak pernah meributkan adanya subsidi dan non subsidi toh mereka tidak pernah merugi.Jika kita ke Jakarta, atau kota-kota besar di Pulau jawa membeli di SPBU Shell, dimana harga relatif sama dengan bbm pertamina toch juga masih bisa hidup dan tidak pernah merugi bahkan mereka semakin memperluas jaringan di Indonesia. Apa perbedaan mendasar antara : Pertamina, Petronas, Shell ?, sementara secara kualitas minyak Pertamina jauh sekali di bawah standart kedua perusahaan minyak tersebut, namun harga relatif sama tetapi Pertamina merugi terus katanya. .Apa Iya ?.....Kok gajinya tidak pernah terpengaruh kalau merugi terus....?, tidakkah terjadi mark up harga yang mengakibatkan belanja BBM di APBN membengkak ?....Pertanyaan-pertanyaan ini mesti dijawab dulu oleh Pertamina. Karena BBM kini semakin langka, Rakyat semakin menjerit, rasanya lebih enak hidup di era orde baru jika dibanding-bandingkan.Kkok, ganti orde reformasi malah kebablasan. Tolong lah Pemerintah mesti belajar dari negara-negara tetangga mengenai kebijakan ini. Semoga saja tidak ada lagi pembatasan bbm, hanya karena hal-hal yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Kasihan Rakyat terus menjadi Korban.

Tidak ada komentar: